Selasa, 13 April 2021
PENILAIAN RISIKO AWAL
IDENTIFIKASI BAHAYA LINGKUNGAN
Pembuangan emisi ke udara ini dapat kita klasifikasikan berdasarkan sumber pembuangan gas emisi ke udara yaitu sumber tidak bergerak dan sumber bergerak. Sumber tidak bergerak, antara lain : genset, incenerator, cerobong pembuangan, dll. Sumber bergerak, antara lain : kendaraan bermotor, alat berat, dll.
2. Pembuangan Limbah ke Permukaan Air / Tanah
Pembuangan limbah ke permukaan air dapat kita klasifikasikan berdasarkan sumber limbah yang dibuang ke permukaan air, yaitu limbah domestik dan limbah industri. Limbah domestik biasanya kita menyebutnya limbah yang dihasilkan dari proses rumah tangga kegiatan perusahaan, antara lain : air cucian dapur, sampah dapur, dll. Limbah industri adalah limbah yang dihasilkan dari seluruh proses kegiatan industri biasanya limbah industri ini memiliki tergolong dalam bahan berbahaya dan beracun sehingga perlu dilakukan pengelolaan khusus sebelum dibuang ke permukaan air
3. Penggunaan Bahan Bakar atau Energi
Penggunaan bahan bakar atau energi ini harus kita perhatikan sesuai dengan kebutuhan kegiatan diperusahaan. Sehingga penggunaan bahan bakar atau energi tidak dapat merusak atau menggangu keseimbangan di lingkungan sekitar.
IDENTIFIKASI BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
- Bahaya Fisika (Physical hazard), seperti : kebisingan, kualitas udara, kualitas tanah, kualitas air, iklim kerja, robohnya bangunan, dsb.
- Bahaya Kimia (Chemical hazard), seperti : ledakan, terbakar, bahan kimia berbahaya dan beracun, bahan bakar, dsb.
- Bahaya Biologi (Biological hazard), seperti : mikrobiologi, serangan binatang, virus, bakteri, dsb.
- Bahaya Elektrikal (Electrical hazard), seperti : kontak langsung arus listrik, konsleting, hubungan arus pendek, dsb.
- Bahaya Psikologi (Psycological hazard), seperti : bekerja di ruang terbatas, di ketinggian, stres kerja, tekanan, dsb.
- Bahaya Radiasi (Radiation hazard), seperti sinar ultra violet, laser, dsb.
- Bahaya Ergonomi (Ergonomi hazard), seperti : salah posisi kerja, ketidaksesuaian dengan alat kerja, kelebihan beban
Metode kerja merupakan aspek terpenting dalam melakukan identifikasi bahaya dari suatu pekerjaan, karena didalam metode kerja terdapat informasi - informasi seperti : peralatan dan bahan yang akan digunakan, lokasi kerja, jenis pekerjaan yang akan dilakukan, lingkungan tempat kerja, design item pekerjaan.
2. Sejarah Kecelakaan Kerja
Sejarah kecelakaan kerja yang relevan dengan pekerjaan yang akan dilakukan identifikasi bahaya, baik internal maupun eksternal dapat menjadi acuan kita dalam melakukan identifikasi bahaya. Dalam data sejarah kecelakaan kerja ini kita dapat mendapat informasi : Penyebab kecelakaan kerja yang pernah terjadi, serta kita dapat mengetahui cara penanganan dan pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan kerja lagi.
3. Isu-Isu Yang Berkaitan
Isu atau berita yang berkaitan dengan suatu pekerjaan dapat menjadi salah satu pertimbangan kita dalam melakukan identifikasi bahaya, seperti contoh : apabila kita mendengar telah terjadi kecelakaan kerja disuatu tempat kerja namun kita belum mendapat keterangan dan penjelasan lebih lanjut dari kejadian tersebut, kita harus melakukan identifikasi bahaya atau mereview pengendalian yang telah kita lakukan apakah sudah tepat dan sesuai dengan pekerjaan tersebut.